
Foto : Dokumentasi Istimewa/ Ilustrasi proses penanganan pada pasien dengan gangguan pernapasan saat tidur menggunakan teknologi QMR.
Tangerang, tvrijakartanews - Gangguan pernafasan saat tidur seperti mendengkur dan sleep apnea rupanya kerap dialami oleh sebagian orang. Namun, permasalahan ini masih dianggap sepele dan tidak ditindaklanjuti penanganannya. Padahal, gangguan tidur seperti ini bisa merusak jam biologis tubuh yang berakibat pada gangguan metobolisme bahkan juga gangguan sosial.
Dokter spesialis THT RS Mandaya Royal Puri, Abdillah Hasbi mengatakan bahwa banyak penyebab seseorang bisa mendengkur cukup parah mulai dari pembengkakan amandel hingga menyempitnya saluran nafas akibat hal lain. Hal ini harus dicari penyebab utamanya agar mendapatkan penanganan yang tepat dan tidak merambah pada masalah lainnya.
"Masyarakat kita menganggap mendengkur itu hal biasa, padahal kalau terjadi terus menerus bahkan sampai mengganggu kegiatan sosial itu sudah seharusnya menjadi perhatian dan diperiksa ke dokter. Karena bisa jadi ada masalah di saluran pernapasannya," ujar Abdi, Rabu (8/10/2025).
Untuk itu, dia pun mempelajari penanganan sinus dan dengkuran ke Italia dan membawa teknologi yang digunakan oleh Centro Businco yang merupakan pusat THT rujukan internasional. Teknologi yang disebut dengan teknologi Quantum Molecular Resonance (QMR) ini merupakan solusi medis modern dan minimal invasif bagi pasien dengan gangguan THT, termasuk penanganan mendengkur atau ngorok akibat Obstructive Sleep Apnea (OSA) tanpa operasi besar.
"Prosedur ini menawarkan solusi modern bagi penderita Obstructive Sleep Apnea yang sering ditandai dengan gejala ngorok keras saat tidur. Teknologi ini bekerja dengan menggunakan gelombang elektromagnetik frekuensi tinggi untuk mengecilkan jaringan berlebih yang menyumbat saluran napas, biasanya bagian tonsil dan adenoid," lanjutnya.
Keunggulan QMR terletak pada cara kerjanya yang sangat presisi tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya. Prosedur ini bisa dilakukan dalam waktu 15-20 menit, bersifat minimal invasif, dan memberikan rasa sakit yang jauh lebih ringan dibandingkan operasi konvensional. Pasien pun dapat merasakan perbedaan signifikan, terutama dalam hal kualitas pernapasan dan tidur yang lebih nyenyak.
“Dengan hadirnya QMR, pasien yang mengalami Obstructive Sleep Apnea atau mendengkur kronis kini memiliki pilihan terapi yang minim trauma, minim rasa nyeri, dan durasi prosedurnya cepat, hanya sekitar 15-20 menit," jelasnya.
Selain QMR berbagai teknologi medis modern lain juga ada di Pusat Terpadu Penanganan Sinus dan Dengkuran Mandaya adalah balloon sinuplasty untuk mengobati sinusitis kronis tanpa operasi besar. Prosedur ini bekerja dengan memasukkan balon kecil yang melalui hidung untuk membuka saluran sinus yang tersumbat.
"Keunggulannya terletak pada durasi prosedur yang cepat, sekitar 15-20 menit, minim rasa sakit, tanpa sayatan besar, serta terbukti efektif meningkatkan kualitas pernapasan pasien," jelas Abdi.
Teknologi lain yang juga tersedia adalah plasma coblation, metode dengan energi plasma bersuhu rendah yang digunakan untuk menangani radang amandel. Keunggulannya adalah kemampuan melakukan tonsilotomi, yaitu hanya mengangkat bagian amandel yang bermasalah tanpa mengangkat seluruhnya.
"Dengan begitu, fungsi amandel sebagai sistem imun tetap terjaga. Selain itu, masa pemulihannya cepat, nyeri lebih ringan, dan risiko perdarahannya lebih minim dibandingkan operasi tradisional," ujarnya.
Sementara itu, Public Relation Manager Mandaya Hospital Group Erwin Suyanto mengatakan bahwa pusat ini merupakan bentuk kemitraan antara RS Mandaya Royal Puri dengan Ultrastructural Biophysics Research Institute (UBRI), lembaga riset medis internasional yang berlokasi di Italia.
"UBRI telah menghadirkan beragam terobosan teknologi kesehatan mutakhir yang bermanfaat bagi dunia kedokteran," ujarnya
Dengan perpaduan antara teknologi mutakhir, tenaga medis bersertifikasi internasional, dan fasilitas modern menghadirkan harapan baru bagi pasien Indonesia yang ingin merasakan layanan kesehatan kelas dunia tanpa perlu bepergian ke luar negeri.
“Dengan adanya teknologi dan ilmu ini yang dibawa langsung dari Italia, pasien Indonesia kini dapat menikmati kualitas perawatan kelas dunia di dalam negeri,” tutup Erwin.